Transportasi
Online
Pengertian Jasa Transportasi Online
Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan
manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Proses pengangkutan merupakan
gerakan dari tempat asal, dari mana kegiatan angkutan dimulai, ke tempat
tujuan, kemana kegiatan pengangkutan diakhiri. Peranan transportasi sangat
penting untuk saling menghubungkan daerah sumber bahan baku, daerah produksi,
daerah pemasaran dan daerah pemukiman sebagai tempat tinggal konsumen. Jadi
Jasa Transportasi Online adalah Jasa transportasi yang berbasis online.
Macam-macam Jasa Transportasi Online
Macam-macam Jasa Transportasi Online
1. Go-Jek
Perusahaan ojek online bernama PT Go-Jek
Indonesia ini sudah didirikan sejak 2010 di Jakarta. Saat ini, CEO dijabat oleh
Nadiem Makarim, pemuda Indonesia jebolan Harvard Business School, Universitas
Harvard, Amerika Serikat. Go-Jek menawarkan layanan transportasi ojek, kirim
makanan dan, atau kurir dengan tarif berbasis kilometer yang terjangkau. Sejauh
ini perusahaan lokal ini memiliki 10.000 mitra pengendara ojek. Semua
pengendara itu tersebar di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Yogyakarta,
Semarang, Palembang, Balikpapan, Bali dan Makassar. Hingga bulan Januari 2016,
aplikasi GO-JEK sudah diunduh sebanyak hampir 10 juta kali di Google Play pada
sistem operasi Android.Saat ini juga ada untuk iOS, di App.
2. Grabbike
Layanan ojek online ini diluncurkan di Jakarta
pada Mei 2015. GrabBike merupakan layanan ojek online yang disediakan
oleh GrabTaxi, perusahaan layanan transportasi pemesanan taksi berbasis
aplikasi asal negeri Jiran Malaysia. Secara operasi, menggunakan pola yang sama
seperti Go-Jek, yaitu calon penumpang memesan ojek melalui aplikasi. GrabBike
menerapkan bagi hasil keuntungan 90% untuk pengendara ojek dan 10% untuk
GrabBike. Aplikasi GrabBike bisa diunduh di pusat aplikasi Play Store, iOS dan
Windows.
3. Grabtaxi
Layanan pesan taksi asal Malaysia ini mulai masuk ke
Indonesia sejak Juni 2014. Dalam operasinya, GrabTaxi menggandeng beberapa
mitra sopir dan perusahaan taksi yang sudah beroperasi di Jakarta dan
sekitarnya. GrabTaxi, saat ini sudah hadir di enam negara di Asia Tenggara
yaitu Malaysia (9 kota), Singapura, Thailand (4), Vietnam (2), Indonesia (3)
dan Filipina (4). Untuk di Indonesia, GrabTaxi telah hadir di Jakarta, Padang
dan Surabaya. Aplikasi GrabBike bisa diunduh di pusat aplikasi Play Store, iOS
dan Windows.
4. UBER
Layanan solusi transportasi ini berdiri sejak 2009,
dan berpusat San Francisco, Amerika Serikat. Uber hadir untuk menghubungkan
penumpang dan pengemudi taksi melalui aplikasi. Tujuannya membuat penumpang
lebih mudah mengakses dan memberikan banyak pilihan kepada penumpang. Sejak
dihadirkan 2009 hingga saat ini, Uber hadir di ratusan kota pada 59 negara di
dunia. Untuk di Indonesia, Uber telah hadir di Jakarta, Bandung dan Bali.
5. Bajaj App
5. Bajaj App
Ini merupakan aplikasi layanan transportasi baru yang
hadir di Jakarta. Bajaj App lahir berkat inisiasi dari Organisasi Angkutan
Darat (Organda) DKI Jakarta. Bajaj App menawarkan konsep sama dengan layanan
pemesanan angkutan transportasi online lainnya. Calon penumpang bisa
memesan bajaj biru berbahan bakar gas (BBG) melalui aplikasi tersebut.
Untuk dapat
menikmati jasa transportasi online ada beberapa syarat:
1.Memiliki smartphone
Memiliki smartphone dengan sistem operasi
Android, iOS, dan BlackBerry merupakan syarat penting sebelum kita
menikmati jasa transportasi online.
2. Mendownload aplikasi di Playstore
Aplikasi seperti GO-Jek, Grabbike, Uber dll dapat
didownload di playstore secara gratis.
Sejarah
Trasnportasi Online
Tahun 2015 merupakan masa yang
fenomenal bagi perkembangan layanan transportasi on demand, atau
yang biasa dikenal dengan transportasi online. Dalam rentang waktu dua belas
bulan, GO-JEK
berkembang dari sebuah aplikasi mobile baru menjadi sebuah layanan besar, yang
kemudian mendapat perlawanan dari GrabTaxi
dengan layanan GrabBike.
Persaingan tersebut pun semakin sengit dengan masuknya layanan asal Amerika
Serikat, Uber,
yang hadir di tanah air sejak tahun 2014.
Memasuki tahun 2016, persaingan ketiga startup
tersebut justru bertambah sengit. GrabTaxi mengubah
namanya menjadi Grab, dan berusaha menyaingi GO-JEK di bisnis
pengantaran makanan dengan membuat layanan GrabFood.
Ketika GO-JEK meluncurkan GO-PAY,
Grab pun turut meluncurkan fitur serupa dengan nama GrabPay
Credits.
Uber pun turut memanaskan persaingan dengan
menghadirkan UberMotor,
demi bersaing dengan GrabBike dan GO-JEK. Seperti ingin memberi serangan
balasan, GO-JEK pun turut hadir dengan
layanan GO-CAR demi menghadang perkembangan layanan UberX
dan GrabCar
tepat seminggu setelah Uber meluncurkan UberMotor.
Bagaimana sebenarnya persaingan ketiga startup
tersebut sepanjang tahun ini?
Di awal tahun 2016, ribuan pengemudi angkutan umum
yang merasa pendapatan mereka menurun akibat kehadiran layanan transportasi
online akhirnya
melakukan demonstrasi. Massa yang didominasi oleh para pengemudi
taksi tersebut menuntut layanan seperti Uber dan Grab agar segera ditutup.
Insiden ini tak hanya berlangsung sekali, mereka pun kembali
melakukan aksi demonstrasi seminggu setelahnya. Hal ini pun memaksa
pemerintah untuk segera mengambil sikap. Mereka pun membuat
aturan yang mengharuskan kendaraan yang digunakan oleh Uber, Grab,
dan GO-CAR untuk melakukan uji kir, serta bernaung di bawah badan hukum
berbentuk koperasi.
Pemerintah juga sempat mengharuskan para pengendara
kendaraan transportasi online untuk mengubah nama di Surat Tanda Nomor
Kendaraan (STNK) menjadi nama perusahaan atau koperasi. Namun pemerintah
kemudian membatalkan aturan tersebut.
Uniknya, menjelang akhir tahun 2016, perusahaan taksi
yang sebelumnya seperti menentang layanan transportasi online, justru mengubah
sikap. Mereka akhirnya melirik layanan transportasi online sebagai sebuah
kesempatan, dan menjalin kerja sama dengan mereka.
Hal ini ditunjukkan dengan kerja sama
yang dilakukan Blue Bird dengan GO-JEK, serta Express Group
dengan Uber. Nantinya, kamu akan bisa memesan armada taksi . dari
kedua perusahaan tersebut lewat aplikasi mobile milik GO-JEK dan Uber. Blue
Bird lewat aplikasi GO-JEK, atau mendapatkan armada taksi Express ketika memesan
layanan UberX
GO-JEK dan Grab menjelang akhir tahun 2016 ini justru mendapat
tekanan dari para pengemudi mereka sendiri, yang merasa pendapatan
mereka terlalu kecil.
Keperkasaan GO-JEK, Uber, dan Grab bukannya tanpa
akibat yang buruk. Layanan baru yang mencoba mengikuti kesuksesan mereka
bertiga seperti Blu-Jek,
TopJek,
dan LadyJek
kini hampir tidak terlihat lagi di jalanan ibu kota. Dari akun media sosial
mereka, bisa terlihat kalau layanan-layanan tersebut kini justru mengalihkan
fokus ke bidang logistik.
GO-JEK, Uber, dan Grab sendiri pun harus terus
berinovasi demi menjadi layanan terdepan di tanah air.
Berbeda dengan para pesaingnya, GO-JEK merupakan
startup yang menghadirkan layanan paling banyak. Setelah membaut layanan
seperti GO-CLEAN dan GO-MASSAGE di tahun lalu, pada tahun ini mereka kembali
menghadirkan layanan baru berupa layanan perbaikan dan cuci kendaraan GO-AUTO,
layanan isi pulsa GO-PULSA,
serta layanan pengiriman obat GO-MED.
Sadar kalau metode pembayaran seringkali menghambat
para pengguna dalam menggunakan layanan-layanan mereka, tahun ini GO-JEK pun
meluncurkan metode pembayaran GO-PAY. Kamu kini bisa mengisi saldo GO-PAY lewat
berbagai cara, mulai dari transfer bank hingga dengan memberikan
uang langsung ke pengemudi GO-JEK.
Seakan ingin memperkuat posisi GO-PAY sebagai metode
pembayaran mereka, GO-JEK pun mengakuisisi
sebuah layanan pembayaran bernama PonselPay di tahun 2016 ini.
Tak berhenti sampai di situ, GO-JEK pun turut
memperkuat layanan lama mereka, seperti GO-SEND. Saat ini, mereka telah bekerja
sama dengan marketplace Tokopedia
dan Bukalapak
untuk mengantarkan
barang pesanan dari penjual kepada para pembeli.
GO-JEK pun telah bekerja sama dengan aplikasi chat LINE,
sehingga pengguna LINE kini bisa memesan
GO-JEK langsung di aplikasi tersebut. Menjelang akhir tahun, Uber
pun kemudian ikut membuat
fitur serupa.
Berbeda dengan GO-JEK yang coba merambah bisnis lain
di luar transportasi, Grab justru fokus di bidang transportasi online dengan
menghadirkan layanan GrabHitch.
Dengan layanan GrabHitch ini, para pengguna Grab yang membawa sepeda motor bisa
berbagi tumpangan kepada pengguna lain, serupa dengan layanan Nebengers
dan TemanJalan.
Demi memudahkan pengguna ketika menghubungi para
pengemudi, Grab pun menghadirkan
fitur chat di dalam aplikasi mereka.
Selain itu, Grab pun membuat sebuah program loyalitas
yang bernama Top Partners
untuk pengemudi, serta GrabRewards
untuk para pengguna mereka. Langkah ini seperti mengikuti GO-JEK yang
sebelumnya juga berusaha memudahkan para pengemudi mereka untuk mengakses
fasilitas keuangan dengan program bernama Swadaya.
Tak mau kalah dengan kedua pesaingnya, Uber pun turut
menghadirkan beberapa layanan baru. Sepanjang tahun ini, mereka telah meluncurkan
layanan berbagi tumpangan UberPool
dan layanan sewa mobil harian UberTrip.
Selain menambah berbagai layanan baru, baik GO-JEK,
Uber, dan Grab pun turut memperluas jangkauan mereka ke kota-kota baru. GO-JEK
menjadi layanan yang paling gesit dengan hadir di Malang, Solo,
Samarinda, dan Manado
sepanjang tahun 2016 ini. Mereka pun diikuti oleh Uber yang tahun ini mulai
beroperasi di Surabaya,
Yogyakarta,
dan Malang.
Berbeda dengan dua pesaingnya, Grab justru tidak
membuka layanan mereka di kota baru. Namun mereka menghadirkan layanan lama
mereka seperti GrabBike dan
GrabExpress di Bali, di mana mereka sebelumnya hanya menyediakan
layanan GrabCar.
Tahun 2016 juga merupakan penanda kian eratnya
hubungan GO-JEK dengan para developer asal India. Hal ini bisa terlihat dengan
empat akuisisi yang mereka lakukan terhadap berbagai perusahaan asal negeri
Bollywood tersebut.
Perusahaan pertama dan kedua yang mereka akuisisi
tahun ini adalah C42
Engineering dan CodeIgnition. Selanjutnya mereka juga mengakuisisi
startup kesehatan Pianta, yang kemudian dilanjutkan dengan akuisisi
terhadap startup teknologi LeftShift.
Di tahun 2017 nanti, persaingan antara GO-JEK, Uber,
dan Grab di Indonesia sepertinya masih akan berlangsung seru. Pasalnya, GO-JEK
baru saja mendapat
pendanaan sebesar US$550 juta (sekitar Rp7,3 triliun). Hal ini juga
diikuti oleh Grab yang meraih
investasi US$750 juta (sekitar Rp10 triliun) pada bulan September
tahun ini yang kemudian diikuti dengan investasi
dari perusahaan otomotif Honda.
Seperti tak mau ketinggalan, Uber pun mendapat beberapa kali pendanaan tahun ini, mulai dari Letterone Holdings, Morgan Stanley, hingga Public Investment Fund Saudi Arabia. Persaingan bisnis transportasi online di tanah air kini resmi menjadi perang antara tiga startup unicorn.
Menarik untuk ditunggu bagaimana ketiganya
menghadirkan lebih banyak inovasi demi menjadi yang terdepan di tahun 2017.
Untung dan
Rugi Keberadaan Layanan Transportasi Berbasis Aplikasi
Layanan transportasi berbasis aplikasi atau online
sudah menjadi bagian hidup masyarakat di Indonesia. Bagi warga di kota besar
seperti Jakarta, tentu telah merasakan apa saja untung-ruginya dalam
menggunakan jasa transportasi yang dipadukan dengan kemajuan teknologi
tersebut.
Bicara soal keuntungan, hal pertama yang dirasakan
oleh para konsumen adalah kemudahan memesan layanan tersebut. Kemudahan itu
didapatkan dengan banyaknya warga yang sudah memiliki smartphone dan koneksi
internet yang mumpuni, sehingga memungkinkan untuk mengakses aplikasi dan
memesan hanya dengan sentuhan jari.
Bahkan hal ini diakui juga oleh Menteri Komunikasi dan
Informatika Rudiantara, saat ditemui di Senayan, Jakarta, Senin (14/3/2016).
“Kalau efisiensi ini dinikmati masyarakat, ya harus
dicarikan jalan. Regulasinya kewenangan Pak Jonan (Menteri Perhubungan),” kata
Rudiantara.
Keuntungan berikutnya adalah harga di bawah tarif
sebagian besar angkutan umum berpelat kuning. Dalam beberapa kesempatan,
masyarakat mengakui, tidak mempermasalahkan apakah angkutan yang dia naiki
berpelat kuning atau tidak, melainkan, semurah apa harga yang ditawarkan.
Masing-masing perusahaan ojek dan taksi online di
Indonesia menetapkan tarifnya berdasarkan hitungan harga tertentu per
kilometer. Namun, perusahaan biasanya juga memberi harga promo untuk berapa
kilometer pertama. Promo itu yang banyak dimanfaatkan warga, terutama untuk
layanan ojek online.
“Kalau pakai Go-Jek atau Grab, kita enak ngitungnya,
harganya sudah pasti. Kalau naik ojek biasa, harganya kan bisa diketok. Kalau
yang enggak ngerti harga, sama saja kena tipu,” tutur Rendi (25), salah satu
pengguna jasa ojek online.
Semua layanan yang bermanfaat, tidak lepas dari
hal-hal yang merugikan konsumen. Beberapa pengakuan pengguna jasa transportasi
berbasis aplikasi menyebutkan, mereka mengalami tindakan yang tak menyenangkan
dari si pengemudi. Ada yang digoda melalui telepon dan sms, ada juga yang
mengantar tidak sesuai dengan jalur, dan sebagainya.
Pengemudi yang merugikan konsumen biasanya memanfaatkan
informasi yang didapat dari aplikasi tersebut, seperti menyimpan nomor
handphone penumpang.
Selain itu, pengemudi yang curang juga punya trik
memalsukan order atau pesanan sehingga dia pura-pura melayani penumpang padahal
sebenarnya tidak ada yang memesan.
Dari sisi pengusaha transportasi
Terlepas dari semua yang dialami konsumen, keberadaan
taksi dan ojek online dilihat lebih banyak buruknya oleh pelaku usaha bidang
transportasi yang lebih “senior”. Pihak Organda DKI Jakarta mengeluhkan
“pendatang baru” tersebut yang dianggap menerobos semua aturan dan bersaing
secara tidak sehat.
“Uber sama Grab tidak bayar pajak, tidak punya izin
usaha, mereka ilegal. Banyak penumpang sekarang beralih ke sana, dampaknya,
terjadi banyak pengangguran sejak dua tahun lalu. Perusahaan taksi banyak yang
kolaps,” ujar Ketua Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan, beberapa waktu
lalu.
Penyelesaian polemik ojek dan taksi online kini berada
di tangan Kementerian Perhubungan. Sudah sejak lama sejumlah pihak meminta agar
pemerintah membuat regulasi khusus yang mengatur layanan transportasi secara
online.
Faktanya, setelah layanan itu menjamur, barulah
Kementerian Perhubungan merespons dengan sempat mengeluarkan “fatwa” larangan
beroperasi sampai surat rekomendasi menutup aplikasi Uber dan Grab, kemarin.
“Masyarakat tidak diperhatikan kebutuhannya oleh
pemerintah. Public transport diadakan oleh masyarakat sendiri, harusnya itu
tanggung jawab pemerintah,” sebut Sekretaris Jenderal Masyarakat Transportasi
Indonesia (MTI) Soegeng Poernomo, secara terpisah.
YOUTUBE
YouTube adalah
sebuah situs web berbagi video yang dibuat oleh tiga mantan karyawan PayPal
pada Februari 2005. Situs ini memungkinkan pengguna mengunggah, menonton, dan
berbagi video. Pengguna tak terdaftar dapat menonton video, sementara pengguna
terdaftar dapat mengunggah video dalam jumlah tak terbatas.
Manfaat dan
Kekurangan Youtube
Adapun beberapa manfaat lain bagi para pengguna
youtube adalah sarana untuk memasarkan produk. Bagi anda yang memiliki usaha
dapat menggunakan website ini dengan cara mengupload video anda tersebut ke
youtube sehingga bisa dibilang sebagai sarana iklan yang gratis. Manfaat
lainnya adalah dapat berbagai ilmu. Bukan hanya sebagai sarana hiburan, namun
beberapa pengguna youtube juga mengupload bermacam-macam tutorial yang sangat
berguna. Contohnya seperti resep masakan atau tutorial untuk memainkan alat
musik sehingga anda tidak harus kursus jauh-jauh atau mengeluarkan biaya yang
banyak.
Namun tidak sedikit juga kekurangan yang dapat membahayakan penggunanya. Contohnya seperti banyaknya informasi yang menyesatkan. Sebaiknya anda sangat berhati-hati. Dilihat dulu apakah sumbernya sudah jelas dan sebaiknya dibaca dulu bagaimana komentar-komentar pengguna youtube yang lain tentang video tersebut. Kekurangan selanjutnya adalah bagi mereka yang memiliki koneksi internet kurang baik. Gambar akan tersendat-sendat dan membutuhkan waktu lama untuk meloading keseluruhan videonya.
Nah, apakah mau menjadi seperti Justin Bieber atau Shinta dan Jojo? Cobalah untuk memanfaatkan apa yang sudah ada seperti contohnya youtube. Anda bisa mulai meng-upload video-video yang menunjukkan bakat anda bersama teman atau saudara, mungkin saja ada produser rekaman yang tidak sengaja mampir ke video anda dan tertarik dengan bakat yang anda miliki. Namun tetap saja, dari pengertian youtube , manfaat, dan kekurangannya diatas, diharapkan para pengguna internet, khususnya youtube dapat lebih berhati-hati. Jangan lupa untuk terus melihat apakah video tersebut aman untuk dilihat atau tidak. Pakailah internet sebagaimana mestinya dan jangan sampai disalah gunakan untuk hal-hal yang tidak baik.
Namun tidak sedikit juga kekurangan yang dapat membahayakan penggunanya. Contohnya seperti banyaknya informasi yang menyesatkan. Sebaiknya anda sangat berhati-hati. Dilihat dulu apakah sumbernya sudah jelas dan sebaiknya dibaca dulu bagaimana komentar-komentar pengguna youtube yang lain tentang video tersebut. Kekurangan selanjutnya adalah bagi mereka yang memiliki koneksi internet kurang baik. Gambar akan tersendat-sendat dan membutuhkan waktu lama untuk meloading keseluruhan videonya.
Nah, apakah mau menjadi seperti Justin Bieber atau Shinta dan Jojo? Cobalah untuk memanfaatkan apa yang sudah ada seperti contohnya youtube. Anda bisa mulai meng-upload video-video yang menunjukkan bakat anda bersama teman atau saudara, mungkin saja ada produser rekaman yang tidak sengaja mampir ke video anda dan tertarik dengan bakat yang anda miliki. Namun tetap saja, dari pengertian youtube , manfaat, dan kekurangannya diatas, diharapkan para pengguna internet, khususnya youtube dapat lebih berhati-hati. Jangan lupa untuk terus melihat apakah video tersebut aman untuk dilihat atau tidak. Pakailah internet sebagaimana mestinya dan jangan sampai disalah gunakan untuk hal-hal yang tidak baik.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar