Rabu, 07 Juni 2017

Fenomena E-Business



Transportasi Online
Pengertian Jasa Transportasi Online
Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Proses pengangkutan merupakan gerakan dari tempat asal, dari mana kegiatan angkutan dimulai, ke tempat tujuan, kemana kegiatan pengangkutan diakhiri. Peranan transportasi sangat penting untuk saling menghubungkan daerah sumber bahan baku, daerah produksi, daerah pemasaran dan daerah pemukiman sebagai tempat tinggal konsumen. Jadi Jasa Transportasi Online adalah Jasa transportasi yang berbasis online.
Macam-macam Jasa Transportasi Online
1. Go-Jek 
Perusahaan ojek online bernama PT Go-Jek Indonesia ini sudah didirikan sejak 2010 di Jakarta. Saat ini, CEO dijabat oleh Nadiem Makarim, pemuda Indonesia jebolan Harvard Business School, Universitas Harvard, Amerika Serikat. Go-Jek menawarkan layanan transportasi ojek, kirim makanan dan, atau kurir dengan tarif berbasis kilometer yang terjangkau. Sejauh ini perusahaan lokal ini memiliki 10.000 mitra pengendara ojek. Semua pengendara itu tersebar di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Palembang, Balikpapan, Bali dan Makassar. Hingga bulan Januari 2016, aplikasi GO-JEK sudah diunduh sebanyak hampir 10 juta kali di Google Play pada sistem operasi Android.Saat ini juga ada untuk iOS, di App.
2. Grabbike
 
Layanan ojek online ini diluncurkan di Jakarta pada Mei 2015. GrabBike merupakan layanan ojek online yang disediakan oleh GrabTaxi, perusahaan layanan transportasi pemesanan taksi berbasis aplikasi asal negeri Jiran Malaysia. Secara operasi, menggunakan pola yang sama seperti Go-Jek, yaitu calon penumpang memesan ojek melalui aplikasi. GrabBike menerapkan bagi hasil keuntungan 90% untuk pengendara ojek dan 10% untuk GrabBike. Aplikasi GrabBike bisa diunduh di pusat aplikasi Play Store, iOS dan Windows.


3. Grabtaxi 
Layanan pesan taksi asal Malaysia ini mulai masuk ke Indonesia sejak Juni 2014. Dalam operasinya, GrabTaxi menggandeng beberapa mitra sopir dan perusahaan taksi yang sudah beroperasi di Jakarta dan sekitarnya. GrabTaxi, saat ini sudah hadir di enam negara di Asia Tenggara yaitu Malaysia (9 kota), Singapura, Thailand (4), Vietnam (2), Indonesia (3) dan Filipina (4). Untuk di Indonesia, GrabTaxi telah hadir di Jakarta, Padang dan Surabaya. Aplikasi GrabBike bisa diunduh di pusat aplikasi Play Store, iOS dan Windows.

4. UBER 
Layanan solusi transportasi ini berdiri sejak 2009, dan berpusat San Francisco, Amerika Serikat. Uber hadir untuk menghubungkan penumpang dan pengemudi taksi melalui aplikasi. Tujuannya membuat penumpang lebih mudah mengakses dan memberikan banyak pilihan kepada penumpang. Sejak dihadirkan 2009 hingga saat ini, Uber hadir di ratusan kota pada 59 negara di dunia. Untuk di Indonesia, Uber telah hadir di Jakarta, Bandung dan Bali.
5. Bajaj App 
Ini merupakan aplikasi layanan transportasi baru yang hadir di Jakarta. Bajaj App lahir berkat inisiasi dari Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta. Bajaj App menawarkan konsep sama dengan layanan pemesanan angkutan transportasi online lainnya. Calon penumpang bisa memesan bajaj biru berbahan bakar gas (BBG) melalui aplikasi tersebut.
Untuk dapat menikmati  jasa transportasi online ada beberapa syarat: 
1.Memiliki smartphone
Memiliki smartphone dengan sistem operasi  Android, iOS, dan BlackBerry merupakan syarat penting sebelum kita menikmati jasa transportasi online.

2. Mendownload aplikasi di Playstore
Aplikasi seperti GO-Jek, Grabbike, Uber dll dapat didownload di playstore secara gratis.
Sejarah Trasnportasi Online
Tahun 2015 merupakan masa yang fenomenal bagi perkembangan layanan transportasi on demand, atau yang biasa dikenal dengan transportasi online. Dalam rentang waktu dua belas bulan, GO-JEK berkembang dari sebuah aplikasi mobile baru menjadi sebuah layanan besar, yang kemudian mendapat perlawanan dari GrabTaxi dengan layanan GrabBike. Persaingan tersebut pun semakin sengit dengan masuknya layanan asal Amerika Serikat, Uber, yang hadir di tanah air sejak tahun 2014.
Memasuki tahun 2016, persaingan ketiga startup tersebut justru bertambah sengit. GrabTaxi mengubah namanya menjadi Grab, dan berusaha menyaingi GO-JEK di bisnis pengantaran makanan dengan membuat layanan GrabFood. Ketika GO-JEK meluncurkan GO-PAY, Grab pun turut meluncurkan fitur serupa dengan nama GrabPay Credits.
Uber pun turut memanaskan persaingan dengan menghadirkan UberMotor, demi bersaing dengan GrabBike dan GO-JEK. Seperti ingin memberi serangan balasan, GO-JEK pun turut hadir dengan layanan GO-CAR demi menghadang perkembangan layanan UberX dan GrabCar tepat seminggu setelah Uber meluncurkan UberMotor.
Bagaimana sebenarnya persaingan ketiga startup tersebut sepanjang tahun ini?

Di awal tahun 2016, ribuan pengemudi angkutan umum yang merasa pendapatan mereka menurun akibat kehadiran layanan transportasi online akhirnya melakukan demonstrasi. Massa yang didominasi oleh para pengemudi taksi tersebut menuntut layanan seperti Uber dan Grab agar segera ditutup.
Insiden ini tak hanya berlangsung sekali, mereka pun kembali melakukan aksi demonstrasi seminggu setelahnya. Hal ini pun memaksa pemerintah untuk segera mengambil sikap. Mereka pun membuat aturan yang mengharuskan kendaraan yang digunakan oleh Uber, Grab, dan GO-CAR untuk melakukan uji kir, serta bernaung di bawah badan hukum berbentuk koperasi.
Pemerintah juga sempat mengharuskan para pengendara kendaraan transportasi online untuk mengubah nama di Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) menjadi nama perusahaan atau koperasi. Namun pemerintah kemudian membatalkan aturan tersebut.

Uniknya, menjelang akhir tahun 2016, perusahaan taksi yang sebelumnya seperti menentang layanan transportasi online, justru mengubah sikap. Mereka akhirnya melirik layanan transportasi online sebagai sebuah kesempatan, dan menjalin kerja sama dengan mereka.
Hal ini ditunjukkan dengan kerja sama yang dilakukan Blue Bird dengan GO-JEK, serta Express Group dengan Uber. Nantinya, kamu akan bisa memesan armada taksi . dari kedua perusahaan tersebut lewat aplikasi mobile milik GO-JEK dan Uber. Blue Bird lewat aplikasi GO-JEK, atau mendapatkan armada taksi Express ketika memesan layanan UberX
GO-JEK dan Grab menjelang akhir tahun 2016 ini justru mendapat tekanan dari para pengemudi mereka sendiri, yang merasa pendapatan mereka terlalu kecil.

Keperkasaan GO-JEK, Uber, dan Grab bukannya tanpa akibat yang buruk. Layanan baru yang mencoba mengikuti kesuksesan mereka bertiga seperti Blu-Jek, TopJek, dan LadyJek kini hampir tidak terlihat lagi di jalanan ibu kota. Dari akun media sosial mereka, bisa terlihat kalau layanan-layanan tersebut kini justru mengalihkan fokus ke bidang logistik.
GO-JEK, Uber, dan Grab sendiri pun harus terus berinovasi demi menjadi layanan terdepan di tanah air.
Berbeda dengan para pesaingnya, GO-JEK merupakan startup yang menghadirkan layanan paling banyak. Setelah membaut layanan seperti GO-CLEAN dan GO-MASSAGE di tahun lalu, pada tahun ini mereka kembali menghadirkan layanan baru berupa layanan perbaikan dan cuci kendaraan GO-AUTO, layanan isi pulsa GO-PULSA, serta layanan pengiriman obat GO-MED.
Sadar kalau metode pembayaran seringkali menghambat para pengguna dalam menggunakan layanan-layanan mereka, tahun ini GO-JEK pun meluncurkan metode pembayaran GO-PAY. Kamu kini bisa mengisi saldo GO-PAY lewat berbagai cara, mulai dari transfer bank hingga dengan memberikan uang langsung ke pengemudi GO-JEK.
Seakan ingin memperkuat posisi GO-PAY sebagai metode pembayaran mereka, GO-JEK pun mengakuisisi sebuah layanan pembayaran bernama PonselPay di tahun 2016 ini.
Tak berhenti sampai di situ, GO-JEK pun turut memperkuat layanan lama mereka, seperti GO-SEND. Saat ini, mereka telah bekerja sama dengan marketplace Tokopedia dan Bukalapak untuk mengantarkan barang pesanan dari penjual kepada para pembeli.
GO-JEK pun telah bekerja sama dengan aplikasi chat LINE, sehingga pengguna LINE kini bisa memesan GO-JEK langsung di aplikasi tersebut. Menjelang akhir tahun, Uber pun kemudian ikut membuat fitur serupa.
Berbeda dengan GO-JEK yang coba merambah bisnis lain di luar transportasi, Grab justru fokus di bidang transportasi online dengan menghadirkan layanan GrabHitch. Dengan layanan GrabHitch ini, para pengguna Grab yang membawa sepeda motor bisa berbagi tumpangan kepada pengguna lain, serupa dengan layanan Nebengers dan TemanJalan.
Demi memudahkan pengguna ketika menghubungi para pengemudi, Grab pun menghadirkan fitur chat di dalam aplikasi mereka.
Selain itu, Grab pun membuat sebuah program loyalitas yang bernama Top Partners untuk pengemudi, serta GrabRewards untuk para pengguna mereka. Langkah ini seperti mengikuti GO-JEK yang sebelumnya juga berusaha memudahkan para pengemudi mereka untuk mengakses fasilitas keuangan dengan program bernama Swadaya.
Tak mau kalah dengan kedua pesaingnya, Uber pun turut menghadirkan beberapa layanan baru. Sepanjang tahun ini, mereka telah meluncurkan layanan berbagi tumpangan UberPool dan layanan sewa mobil harian UberTrip.

Selain menambah berbagai layanan baru, baik GO-JEK, Uber, dan Grab pun turut memperluas jangkauan mereka ke kota-kota baru. GO-JEK menjadi layanan yang paling gesit dengan hadir di Malang, Solo, Samarinda, dan Manado sepanjang tahun 2016 ini. Mereka pun diikuti oleh Uber yang tahun ini mulai beroperasi di Surabaya, Yogyakarta, dan Malang.

Berbeda dengan dua pesaingnya, Grab justru tidak membuka layanan mereka di kota baru. Namun mereka menghadirkan layanan lama mereka seperti GrabBike dan GrabExpress di Bali, di mana mereka sebelumnya hanya menyediakan layanan GrabCar.




Tahun 2016 juga merupakan penanda kian eratnya hubungan GO-JEK dengan para developer asal India. Hal ini bisa terlihat dengan empat akuisisi yang mereka lakukan terhadap berbagai perusahaan asal negeri Bollywood tersebut.

Perusahaan pertama dan kedua yang mereka akuisisi tahun ini adalah C42 Engineering dan CodeIgnition. Selanjutnya mereka juga mengakuisisi startup kesehatan Pianta, yang kemudian dilanjutkan dengan akuisisi terhadap startup teknologi LeftShift.

Di tahun 2017 nanti, persaingan antara GO-JEK, Uber, dan Grab di Indonesia sepertinya masih akan berlangsung seru. Pasalnya, GO-JEK baru saja mendapat pendanaan sebesar US$550 juta (sekitar Rp7,3 triliun). Hal ini juga diikuti oleh Grab yang meraih investasi US$750 juta (sekitar Rp10 triliun) pada bulan September tahun ini yang kemudian diikuti dengan investasi dari perusahaan otomotif Honda.


Seperti tak mau ketinggalan, Uber pun mendapat beberapa kali pendanaan tahun ini, mulai dari Letterone Holdings, Morgan Stanley, hingga Public Investment Fund Saudi Arabia. Persaingan bisnis transportasi online di tanah air kini resmi menjadi perang antara tiga startup unicorn.

Menarik untuk ditunggu bagaimana ketiganya menghadirkan lebih banyak inovasi demi menjadi yang terdepan di tahun 2017.

Untung dan Rugi Keberadaan Layanan Transportasi Berbasis Aplikasi

Layanan transportasi berbasis aplikasi atau online sudah menjadi bagian hidup masyarakat di Indonesia. Bagi warga di kota besar seperti Jakarta, tentu telah merasakan apa saja untung-ruginya dalam menggunakan jasa transportasi yang dipadukan dengan kemajuan teknologi tersebut.

Bicara soal keuntungan, hal pertama yang dirasakan oleh para konsumen adalah kemudahan memesan layanan tersebut. Kemudahan itu didapatkan dengan banyaknya warga yang sudah memiliki smartphone dan koneksi internet yang mumpuni, sehingga memungkinkan untuk mengakses aplikasi dan memesan hanya dengan sentuhan jari.

Bahkan hal ini diakui juga oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, saat ditemui di Senayan, Jakarta, Senin (14/3/2016).

“Kalau efisiensi ini dinikmati masyarakat, ya harus dicarikan jalan. Regulasinya kewenangan Pak Jonan (Menteri Perhubungan),” kata Rudiantara.

Keuntungan berikutnya adalah harga di bawah tarif sebagian besar angkutan umum berpelat kuning. Dalam beberapa kesempatan, masyarakat mengakui, tidak mempermasalahkan apakah angkutan yang dia naiki berpelat kuning atau tidak, melainkan, semurah apa harga yang ditawarkan.

Masing-masing perusahaan ojek dan taksi online di Indonesia menetapkan tarifnya berdasarkan hitungan harga tertentu per kilometer. Namun, perusahaan biasanya juga memberi harga promo untuk berapa kilometer pertama. Promo itu yang banyak dimanfaatkan warga, terutama untuk layanan ojek online.

“Kalau pakai Go-Jek atau Grab, kita enak ngitungnya, harganya sudah pasti. Kalau naik ojek biasa, harganya kan bisa diketok. Kalau yang enggak ngerti harga, sama saja kena tipu,” tutur Rendi (25), salah satu pengguna jasa ojek online.
Semua layanan yang bermanfaat, tidak lepas dari hal-hal yang merugikan konsumen. Beberapa pengakuan pengguna jasa transportasi berbasis aplikasi menyebutkan, mereka mengalami tindakan yang tak menyenangkan dari si pengemudi. Ada yang digoda melalui telepon dan sms, ada juga yang mengantar tidak sesuai dengan jalur, dan sebagainya.
Pengemudi yang merugikan konsumen biasanya memanfaatkan informasi yang didapat dari aplikasi tersebut, seperti menyimpan nomor handphone penumpang.
Selain itu, pengemudi yang curang juga punya trik memalsukan order atau pesanan sehingga dia pura-pura melayani penumpang padahal sebenarnya tidak ada yang memesan.
Dari sisi pengusaha transportasi
Terlepas dari semua yang dialami konsumen, keberadaan taksi dan ojek online dilihat lebih banyak buruknya oleh pelaku usaha bidang transportasi yang lebih “senior”. Pihak Organda DKI Jakarta mengeluhkan “pendatang baru” tersebut yang dianggap menerobos semua aturan dan bersaing secara tidak sehat.
“Uber sama Grab tidak bayar pajak, tidak punya izin usaha, mereka ilegal. Banyak penumpang sekarang beralih ke sana, dampaknya, terjadi banyak pengangguran sejak dua tahun lalu. Perusahaan taksi banyak yang kolaps,” ujar Ketua Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan, beberapa waktu lalu.
Penyelesaian polemik ojek dan taksi online kini berada di tangan Kementerian Perhubungan. Sudah sejak lama sejumlah pihak meminta agar pemerintah membuat regulasi khusus yang mengatur layanan transportasi secara online.
Faktanya, setelah layanan itu menjamur, barulah Kementerian Perhubungan merespons dengan sempat mengeluarkan “fatwa” larangan beroperasi sampai surat rekomendasi menutup aplikasi Uber dan Grab, kemarin.
“Masyarakat tidak diperhatikan kebutuhannya oleh pemerintah. Public transport diadakan oleh masyarakat sendiri, harusnya itu tanggung jawab pemerintah,” sebut Sekretaris Jenderal Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Soegeng Poernomo, secara terpisah.
YOUTUBE
 YouTube adalah sebuah situs web berbagi video yang dibuat oleh tiga mantan karyawan PayPal pada Februari 2005. Situs ini memungkinkan pengguna mengunggah, menonton, dan berbagi video. Pengguna tak terdaftar dapat menonton video, sementara pengguna terdaftar dapat mengunggah video dalam jumlah tak terbatas.
Manfaat dan Kekurangan Youtube
Adapun beberapa manfaat lain bagi para pengguna youtube adalah sarana untuk memasarkan produk. Bagi anda yang memiliki usaha dapat menggunakan website ini dengan cara mengupload video anda tersebut ke youtube sehingga bisa dibilang sebagai sarana iklan yang gratis. Manfaat lainnya adalah dapat berbagai ilmu. Bukan hanya sebagai sarana hiburan, namun beberapa pengguna youtube juga mengupload bermacam-macam tutorial yang sangat berguna. Contohnya seperti resep masakan atau tutorial untuk memainkan alat musik sehingga anda tidak harus kursus jauh-jauh atau mengeluarkan biaya yang banyak.

Namun tidak sedikit juga kekurangan yang dapat membahayakan penggunanya. Contohnya seperti banyaknya informasi yang menyesatkan. Sebaiknya anda sangat berhati-hati. Dilihat dulu apakah sumbernya sudah jelas dan sebaiknya dibaca dulu bagaimana komentar-komentar pengguna youtube yang lain tentang video tersebut. Kekurangan selanjutnya adalah bagi mereka yang memiliki koneksi internet kurang baik. Gambar akan tersendat-sendat dan membutuhkan waktu lama untuk meloading keseluruhan videonya.

Nah, apakah mau menjadi seperti Justin Bieber atau Shinta dan Jojo? Cobalah untuk memanfaatkan apa yang sudah ada seperti contohnya youtube. Anda bisa mulai meng-upload video-video yang menunjukkan bakat anda bersama teman atau saudara, mungkin saja ada produser rekaman yang tidak sengaja mampir ke video anda dan tertarik dengan bakat yang anda miliki. Namun tetap saja, dari pengertian youtube , manfaat, dan kekurangannya diatas, diharapkan para pengguna internet, khususnya youtube dapat lebih berhati-hati. Jangan lupa untuk terus melihat apakah video tersebut aman untuk dilihat atau tidak. Pakailah internet sebagaimana mestinya dan jangan sampai disalah gunakan untuk hal-hal yang tidak baik.

Sumber:





Tidak ada komentar:

Posting Komentar